Pendahuluan
Pada Fase Proto Yesaya ini, Israel Utara berada dalam masa kejayaannya
pada abad 8 Seb.M. Dimana Israel Utara berada dalam posisi arus perdagangan yang
strategis pada kawasan Timur Tengah berada diantara Fenisia dan Aram. Oleh karenanya
banyak bermunculan saudagar-saudagar kaya di Israel Utara. Demikian halnya
dengan Israel Selatan yang disebut dengan Yehuda melaksanakan perdagangan
dengan Arab Selatan melalui kota Sebna dan Ofir. Dengan kondisi yang
menguntungkan itu, banyak dari bangsa Israel memperoleh kekayaan dan menjadikan
bangsa itu didalam kemakmuran dalam bidang ekonomi. Bangsa Israel juga menjadi
bangsa yang kuat dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya oleh karena factor ekonominya.
Kesejahteraan dan kemakmuran Israel Utara dan Israel Selatan seharusnya
mendorong mereka untuk semakin mengucap syukur kepada Allah. Sebagai penyandang
bangsa pilihan, bangsa yang dikasihi dan bangsa yang diberkati. Seharusnya bangsa
Israel sudah dimampukan untuk menunjukkan kasih Allah itu didalam kehidupan
mereka, baik dalam kehidupan sesama warga bangsa, demikian halnya dengan
kehidupan antar bangsa.
Pada kitab Yesaya ini akan dilihat bagaimana sebenarnya kehendak Allah
bagi bangsa itu. Apa yang diinginkan Allah bagi bangsa yang sekarang mengalami
kemakmuran ekonomi itu. Apakah mereka memperoleh apresiasi dari Allah, atau
sebaliknya mereka mendapatkan kutuk? Dapatkah dinyatakan bahwa dengan
keberadaan ekonomi yang baik maka pribadi dan moralnya juga baik? Apakah factor
ekonomi menjadi takaran yang baik bagi suatu bangsa maupun bagi seseorang dihadapan
Allah? Atau justru sebaliknya bahwa harta dan permata (kemakmuran ekonomi) itu menjadi
factor suatu bangsa atau seseorang lebih leluasa berbuat dosa.
Kenyataannya Israel menjadi menjadi bangsa yang memberontak kepada
Allah. Mereka disebut sebagai bangsa yang tidak setia, tidak adil, penipu dan
penuh dengan keberdosaan (Pasal 1). Bangsa ini tidak lagi menjadi bangsa yang
kudus dihadapan Allah, tetapi menjadi bangsa yang sundal dan menjijikkan dimata
Allah. Bangsa pilihannya akan memperoleh hukuman yang setimpal kepada bangsa
pilihanNya itu. Hal itu menjadi bukti bahwa Allah penuh kasih, keadilan dan
kebenaran (Bd. Yesaya 1:21-31). Namun Allah tetap akan melaksanakan janjiNya,
Allah setia akan pilihanNya. Oleh karenanya melalui nabi Yesaya Tuhan Allah
menyuarakan kehendakNya atas Sion.
Keterangan Nats
Menjadi Sumber Pengajaran
Tentang Firman Tuhan (1-3)
Allah memanggil dan memakai Yesaya bin Amos untuk menyampaikan FirmanNya
kepada bangsa Israel yang dikasihiNya. Firman
Tuhan Allah bahwa di Sion akan menjadi tempat berdirinya Rumah Tuhan. Tempat
berdirinya Rumah Tuhan dikatakan berada “di
hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi” (Ayat 2). Firman Tuhan itu
menghendaki bahwasanya Sion akan menjadi tempat yang terkemuka dari
tempat-tempat yang lain. Hal ini juga menjadi dasar pendirian Rumah Tuhan
(tempat ibadah) bagi sebagian orang-orang yang percaya, bahwasanya tempat pendirian
Rumah Ibadah itu sebaiknya dibangun pada tempat-tempat yang tinggi (Ibrani: Bamah). Memang selain kelihatannya baik
dan indah, dengan menempatkan rumah ibadah pada dataran-dataran tinggi juga
menjukkan makna filosofi theologis
tersembunyi atas kekaguman orang-orang percaya akan Tuhan Allah. Tuhan Allah
dipandang sebagai Yang Maha Tinggi, maka demikian juga halnya dengan tempat
kediamanNya juga harus berada dalam posisi yang tinggi.
Adalah hal yang penting dan menjadi hal yang utama memaknai bahwasanya Allah
menjadi yang utama dalam kehidupan manusia. Sebab demikian juga halnya Allah
menghendaki agar setiap ciptaanNya memuji dan memuliakanNya. Makna “di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi”
juga menunjukkan bahwasanya Allah akan tetap yang utama dan terutama dalam
setiap aspek kehidupan bangsa yang berdiam di Yesrusalem.
Bukan hanya bagi bangsa yang berdiam di Yerusalem, namun juga bagi
seluruh bangsa. Allah menghendaki bahwa Sion akan menjadi pusat dari pengajaran
tentang jalan-jalan dan Firman Tuhan. Kehendak Allah itu sudah dinyatakan
dengan kelahiran Mesias. Kedatangan Mesias menjadi Guru kebenaran Firman Allah
dan sekaligus sebagai jalan kebenaran dan kehidupan. Mesias adalah Firman yang
menggenapi FirmanNya, Guru Pengajar dan Jalan Kebenaran. Allah setia akan
janjiNya, Allah kasih akan bangsaNya dan semua itu sudah dibuktikan Allah
melalui kedatanganNya.
Menjadi Bangsa Pelopor
Kedamaian dan Kesejahteraan (4)
Kehendak Allah terhadap bangsa yang dikasihiNya, akan menjadikan Sion
menjadi asal/sumber kedamaian. Dengan keadaan bangsa Israel yang penuh dengan tipu
daya dan ketidakadilan pada masa kejayaannya itu. Allah menghendaki kedamaian
terwujud pada bangsa itu. Firman Tuhan Allah “Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi
banyak suku bangsa” Apakah itu akan bersumber dari warga bangsa Israel atau
apakah yang dimaksudkan ini adalah Yerusalem? Jika dilihat dari sejarah, sama
sekali tidak, sebab Yerusalem menjadi sumber konflik dari beberapa bangsa yang
mengatasnamakan agama. Peristiwa perang salib yang memperebutkan Yerusalem yang
di klaim menjadi kota suci tiga agama samawi, telah menjadi sumber peperangan.
Bukan hanya dengan pedang dan tombak yang dipakai sebagai mesin pembunuh pada
era itu, tetapi sudah sampai pada senjata “semi
modern”.
Penggenapan nubuatan “Ia akan
menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku
bangsa” hanya ada dalam diri Mesias yakni Tuhan Yesus Kristus. Dari Sion-lah
dunia mengenal bahwa Yesus Kristus adalah Hakim dan Wasit bangsa-bangsa. Dia
adalah hakim dan sekaligus wasit, sebagai Hakim Yesus Kristus menentukan benar
atau salah dan sebagai Wasit dia akan adil dan kasih sebagai pendamai antara
bangsa-bangsa.
Melalui Mesias (Yesus Kristus) yang akan datang di kota Sion, dari sana
akan dijarkan kedamaian dan kasih yang saling membangun, itulah yang dinyatakan
dalam nubuatan ini “maka mereka akan
menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau
pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka
tidak akan lagi belajar perang”. Di Sion akan diajarkan kasih dan
kedamaian, maka hukum mata ganti mata, nyawa ganti nyawa, darah ganti darah dan
peperangan serta penghakiman sampai kepada pembunuhan antara manusia kepada
sesamanya tidak berlaku didalam Tuhan Yesus Kristus, sebab hanya Dia Hakim dan
Wasit. Namun sebaliknya antara manusia dan sesamanya haruslah saling membangun.
Tidak perlu lagi senjata (pedang dan
tombak) untuk membunuh, yang perlu adalah alat untuk bekerja dan membangun.
Dengan demikian keturunan Yakub yang berdiam di Sion akan menjadi pelopor
kedamaian dan kesejahteraan.
Menjadi Bangsa Yang Berjalan
Dalam Terang Tuhan (5)
Pada ayat 5 Tuhan Allah menyampaikan seruanNya “Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!”.
Seruan ini mengajak semua bangsa Israel dan juga seluruh bangsa untuk berjalan di dalam terang TUHAN. Sumber terang
itu adalah TUHAN itu sendiri. Terang yang dimaksud adalah hidup dalam kebenaran
FirmanNya, sebab Firman Allah adalah pelita yang memberikan cahaya penerang. Dengan
adanya cahaya terang itu maka sipejalan akan melihat dengan jelas jalan yang
dilalui dan yang akan dilaluinya.
Penutup
Hidup seseorang dan bangsa di dunia ini sama seperti suatu perjalanan
menuju tujuan. Sukses atau tidaknya seseorang atau bangsa sampai kepada tujuan,
ditentukan oleh proses perjalanannya. Sama seperti pelari atletik yang
mengitari garis lintasanya dan akan sampai kepada garis finish dan sekaligus garis
start-nya. Hidup ini akan terus bergulir sampai pada akhirnya tiba pada
titiknya untuk berhenti dan sudah pasti akan berhenti. Perjalanan hidup kita
sebagai ciptaan Allah, sama dengan perjalanan pulang. Mau tidak mau, suka atau
tidak suka hidup kita sedang diperjalan untuk kembali kepadaNya. Oleh karenanya,
dalam perjalanan itu perlu cahaya terang agar kita bisa kembali kepadaNya
dengan baik.
Tuhan Yesus berfirman "Akulah
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Terang itu mengalahkan
kegelapan, siapa yang berjalan di dalam Terang Yesus Kristus tidak akan
berjalan dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup. Selanjutnya Tuhan
Yesus juga berfirman “kamu adalah terang
dunia” (Matius 5:14). Setiap yang berjalan di dalam Terang Tuhan Yesus
Kristus juga akan menjadi terang dunia, menjadi tempat kediaman Firman Allah,
menjadi pelaku Firman Allah, Pelopor kasih perdamaian dan kesejahteraan. Amin
Duri, 21 November 2016
Baca Juga: khotbah Kolose 1:11-20 segala sesuatu berasal dari Dia dan Diperdamaiakan Di Dalam Dia
Baca Juga: khotbah Kolose 1:11-20 segala sesuatu berasal dari Dia dan Diperdamaiakan Di Dalam Dia
No comments:
Post a Comment