Sunday, 20 November 2016

Khotbah Yesaya 2 : 1 - 5 Berjalan Dalam Terang Tuhan



Pendahuluan
Pada Fase Proto Yesaya ini, Israel Utara berada dalam masa kejayaannya pada abad 8 Seb.M. Dimana Israel Utara berada dalam posisi arus perdagangan yang strategis pada kawasan Timur Tengah berada diantara Fenisia dan Aram. Oleh karenanya banyak bermunculan saudagar-saudagar kaya di Israel Utara. Demikian halnya dengan Israel Selatan yang disebut dengan Yehuda melaksanakan perdagangan dengan Arab Selatan melalui kota Sebna dan Ofir. Dengan kondisi yang menguntungkan itu, banyak dari bangsa Israel memperoleh kekayaan dan menjadikan bangsa itu didalam kemakmuran dalam bidang ekonomi. Bangsa Israel juga menjadi bangsa yang kuat dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya oleh karena factor ekonominya.
Berjalan Di Dalam Terang Tuhan


Kesejahteraan dan kemakmuran Israel Utara dan Israel Selatan seharusnya mendorong mereka untuk semakin mengucap syukur kepada Allah. Sebagai penyandang bangsa pilihan, bangsa yang dikasihi dan bangsa yang diberkati. Seharusnya bangsa Israel sudah dimampukan untuk menunjukkan kasih Allah itu didalam kehidupan mereka, baik dalam kehidupan sesama warga bangsa, demikian halnya dengan kehidupan antar bangsa.

Pada kitab Yesaya ini akan dilihat bagaimana sebenarnya kehendak Allah bagi bangsa itu. Apa yang diinginkan Allah bagi bangsa yang sekarang mengalami kemakmuran ekonomi itu. Apakah mereka memperoleh apresiasi dari Allah, atau sebaliknya mereka mendapatkan kutuk? Dapatkah dinyatakan bahwa dengan keberadaan ekonomi yang baik maka pribadi dan moralnya juga baik? Apakah factor ekonomi menjadi takaran yang baik bagi suatu bangsa maupun bagi seseorang dihadapan Allah? Atau justru sebaliknya bahwa harta dan permata (kemakmuran ekonomi) itu menjadi factor suatu bangsa atau seseorang lebih leluasa berbuat dosa.

Kenyataannya Israel menjadi menjadi bangsa yang memberontak kepada Allah. Mereka disebut sebagai bangsa yang tidak setia, tidak adil, penipu dan penuh dengan keberdosaan (Pasal 1). Bangsa ini tidak lagi menjadi bangsa yang kudus dihadapan Allah, tetapi menjadi bangsa yang sundal dan menjijikkan dimata Allah. Bangsa pilihannya akan memperoleh hukuman yang setimpal kepada bangsa pilihanNya itu. Hal itu menjadi bukti bahwa Allah penuh kasih, keadilan dan kebenaran (Bd. Yesaya 1:21-31). Namun Allah tetap akan melaksanakan janjiNya, Allah setia akan pilihanNya. Oleh karenanya melalui nabi Yesaya Tuhan Allah menyuarakan kehendakNya atas Sion.

Keterangan Nats
Menjadi Sumber Pengajaran Tentang Firman Tuhan (1-3)
Allah memanggil dan memakai Yesaya bin Amos untuk menyampaikan FirmanNya kepada bangsa Israel yang dikasihiNya.  Firman Tuhan Allah bahwa di Sion akan menjadi tempat berdirinya Rumah Tuhan. Tempat berdirinya Rumah Tuhan dikatakan berada “di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi” (Ayat 2). Firman Tuhan itu menghendaki bahwasanya Sion akan menjadi tempat yang terkemuka dari tempat-tempat yang lain. Hal ini juga menjadi dasar pendirian Rumah Tuhan (tempat ibadah) bagi sebagian orang-orang yang percaya, bahwasanya tempat pendirian Rumah Ibadah itu sebaiknya dibangun pada tempat-tempat yang tinggi (Ibrani: Bamah). Memang selain kelihatannya baik dan indah, dengan menempatkan rumah ibadah pada dataran-dataran tinggi juga menjukkan makna filosofi theologis tersembunyi atas kekaguman orang-orang percaya akan Tuhan Allah. Tuhan Allah dipandang sebagai Yang Maha Tinggi, maka demikian juga halnya dengan tempat kediamanNya juga harus berada dalam posisi yang tinggi.  

Adalah hal yang penting dan menjadi hal yang utama memaknai bahwasanya Allah menjadi yang utama dalam kehidupan manusia. Sebab demikian juga halnya Allah menghendaki agar setiap ciptaanNya memuji dan memuliakanNya. Makna “di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi” juga menunjukkan bahwasanya Allah akan tetap yang utama dan terutama dalam setiap aspek kehidupan bangsa yang berdiam di Yesrusalem.

Bukan hanya bagi bangsa yang berdiam di Yerusalem, namun juga bagi seluruh bangsa. Allah menghendaki bahwa Sion akan menjadi pusat dari pengajaran tentang jalan-jalan dan Firman Tuhan. Kehendak Allah itu sudah dinyatakan dengan kelahiran Mesias. Kedatangan Mesias menjadi Guru kebenaran Firman Allah dan sekaligus sebagai jalan kebenaran dan kehidupan. Mesias adalah Firman yang menggenapi FirmanNya, Guru Pengajar dan Jalan Kebenaran. Allah setia akan janjiNya, Allah kasih akan bangsaNya dan semua itu sudah dibuktikan Allah melalui kedatanganNya.

Menjadi Bangsa Pelopor Kedamaian dan Kesejahteraan (4)
Kehendak Allah terhadap bangsa yang dikasihiNya, akan menjadikan Sion menjadi asal/sumber kedamaian. Dengan keadaan bangsa Israel yang penuh dengan tipu daya dan ketidakadilan pada masa kejayaannya itu. Allah menghendaki kedamaian terwujud pada bangsa itu. Firman Tuhan Allah “Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa” Apakah itu akan bersumber dari warga bangsa Israel atau apakah yang dimaksudkan ini adalah Yerusalem? Jika dilihat dari sejarah, sama sekali tidak, sebab Yerusalem menjadi sumber konflik dari beberapa bangsa yang mengatasnamakan agama. Peristiwa perang salib yang memperebutkan Yerusalem yang di klaim menjadi kota suci tiga agama samawi, telah menjadi sumber peperangan. Bukan hanya dengan pedang dan tombak yang dipakai sebagai mesin pembunuh pada era itu, tetapi sudah sampai pada senjata “semi modern”.

Penggenapan nubuatan “Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa” hanya ada dalam diri Mesias yakni Tuhan Yesus Kristus. Dari Sion-lah dunia mengenal bahwa Yesus Kristus adalah Hakim dan Wasit bangsa-bangsa. Dia adalah hakim dan sekaligus wasit, sebagai Hakim Yesus Kristus menentukan benar atau salah dan sebagai Wasit dia akan adil dan kasih sebagai pendamai antara bangsa-bangsa.

Melalui Mesias (Yesus Kristus) yang akan datang di kota Sion, dari sana akan dijarkan kedamaian dan kasih yang saling membangun, itulah yang dinyatakan dalam nubuatan ini “maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang”. Di Sion akan diajarkan kasih dan kedamaian, maka hukum mata ganti mata, nyawa ganti nyawa, darah ganti darah dan peperangan serta penghakiman sampai kepada pembunuhan antara manusia kepada sesamanya tidak berlaku didalam Tuhan Yesus Kristus, sebab hanya Dia Hakim dan Wasit. Namun sebaliknya antara manusia dan sesamanya haruslah saling membangun. Tidak perlu lagi senjata (pedang dan tombak) untuk membunuh, yang perlu adalah alat untuk bekerja dan membangun. Dengan demikian keturunan Yakub yang berdiam di Sion akan menjadi pelopor kedamaian dan kesejahteraan.

Menjadi Bangsa Yang Berjalan Dalam Terang Tuhan (5)
Pada ayat 5 Tuhan Allah menyampaikan seruanNya “Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!”. Seruan ini mengajak semua bangsa Israel dan juga seluruh bangsa untuk  berjalan di dalam terang TUHAN. Sumber terang itu adalah TUHAN itu sendiri. Terang yang dimaksud adalah hidup dalam kebenaran FirmanNya, sebab Firman Allah adalah pelita yang memberikan cahaya penerang. Dengan adanya cahaya terang itu maka sipejalan akan melihat dengan jelas jalan yang dilalui dan yang akan dilaluinya.

Penutup
Hidup seseorang dan bangsa di dunia ini sama seperti suatu perjalanan menuju tujuan. Sukses atau tidaknya seseorang atau bangsa sampai kepada tujuan, ditentukan oleh proses perjalanannya. Sama seperti pelari atletik yang mengitari garis lintasanya dan akan sampai kepada garis finish dan sekaligus garis start-nya. Hidup ini akan terus bergulir sampai pada akhirnya tiba pada titiknya untuk berhenti dan sudah pasti akan berhenti. Perjalanan hidup kita sebagai ciptaan Allah, sama dengan perjalanan pulang. Mau tidak mau, suka atau tidak suka hidup kita sedang diperjalan untuk kembali kepadaNya. Oleh karenanya, dalam perjalanan itu perlu cahaya terang agar kita bisa kembali kepadaNya dengan baik.

Tuhan Yesus berfirman "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Terang itu mengalahkan kegelapan, siapa yang berjalan di dalam Terang Yesus Kristus tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup. Selanjutnya Tuhan Yesus juga berfirman “kamu adalah terang dunia” (Matius 5:14). Setiap yang berjalan di dalam Terang Tuhan Yesus Kristus juga akan menjadi terang dunia, menjadi tempat kediaman Firman Allah, menjadi pelaku Firman Allah, Pelopor kasih perdamaian dan kesejahteraan. Amin


No comments:

Post a Comment