Sekilas Tentang Zakheus
Tuhan Yesus berjalan menyampaikan kabar sukacita keselamatan. Dalam
perjalanan Tuhan Yesus dalam perikop ini, Dia memasuki kota Yeriko, disana Ia
bertemu dengan seorang yang bernama Zakheus. Arti nama Zakheus ialah yang murni
dan saleh. Pada masa itu, ia bekerja sebagai kepala pemungut cukai. Tentunya
dengan pekerjaan itu ia adalah seorang yang berada atau seorang kaya sekaligus
orang yang tidak disukai orang-orang Yahudi karena seorang pemungut cukai
adalah kaki tangan penjajah yakni bangsa Romawi. Namun ada kerinduan yang luar
biasa dalam diri Zakheus untuk bertemu dengan Tuhan Yesus.
Keterangan Aplikatif
Siapa saja dapat bertemu dengan
Tuhan
Secara manusiawi dengan mengandalkan rasio, maka akan cukup susah bertemu
dengan Tuhan yang Transenden (Yang
memiliki jarak yang jauh dari manusia). Namun dalam iman manusia, Allah itu
Omnipresent (Maha Hadir), kehadiran Allah tidak tidak dapat dipenjarakan oleh
ruang dan waktu, atau oleh apapun, sebab Allah berkuasa atas segala sesuatu.
Keinginan besar Zakheus disertai dengan semangatnya untuk bertemu dengan Tuhan
Yesus adalah hal yang patut ditiru. Bukan tidak mungkin Zakheus memiliki
tantangan besar hanya untuk melihat Tuhan Yesus. Namun dia tidak mempedulikan
semuanya itu, aspek social tidak dia pedulikan hanya untuk bertemu dengan TuhanYesus.
Seperti kedatangan Tuhan ke kota Yeriko seperti itulah Tuhan Yesus
senantiasa hadir dalam setiap kota, desa dan tempat. Artinya Tuhan Yesus berada
bersama-sama dengan kita, berinteraksi dengan kita. Hanya tidak sama dengan
zamannya Zakheus pada masa periode Allah menjadi manusia. Jadi masa ini,
diperlukan iman yang tetap berinteraksi dengan Tuhan Yesus, yakni dengan
berdoa, ibadah, dan menyatakan kehendak Allah dalam setiap sendi kehidupan,
disini dan kini siapapun dapat bertemu dengan Tuhan.
Keterbatasan manusia memerlukan
usaha yang lebih
Kebiasaan kurang baik seseorang yang belum pernah melakukan sesuatu hal
akan senantiasa pesimis bahwa tidak akan sanggup melaksanakan sesuatu hal. Akhirnya
banyak yang menyerah sebelum pertandingan dimulai, kalah sebelum berlomba
menjadi awal kegagalan seseorang. Banyak juga yang menyatakan bahwa disana saya
tidak bertemu Tuhan Yesus, disini saya tidak merasakan kehadiran Tuhan Yesus.
Hal tersebut membuat seseorang akan membandingkan antara sekte yang satu dengan
yang lain, bahkan membandingkan antara agama yang satu dengan agama yang lain.
Keterbatasan pemahaman ini sebenarnya sudah diterobos oleh Tuhan Yesus ketika
hadir di dunia ini menjadi manusia, terkhusus dalam perikop ini Tuhan Yesus
bertemu dan berinteraksi dengan Zakheus. Hal itu tidak mungkin dalam pikiran
seseorang pada konteks itu, namun bagi Allah yang Omnipresent tiada yang
mustahil.
Namun perlu dilihat usaha apa yang dilasanakan oleh Zakheus? Kerinduan
Tuhan Yesus bertemu dengan umat manusia yang berdosa dibalas dengan kerinduan
oleh Zakheus yang juga seorang yang berdosa dihadapan Allah. Padahal “dosa” itu
adalah keterbatasan sekaligus pembatas hubungan manusia dengan Allah. Namun,
dosa itu tidak mampu membatasi kasih Allah tidak mampu membendung kerinduanNya
untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Ya itulah kata kuncinya, Allah begitu
mengasihi manusia. Dengan demikian hanya didalam kasih Allah sajalah kita dapat
bertemu dengan Allah. Oleh karena itu, berusalah lebih lagi untuk hidup didalam
kasih Allah. Maksudnya berusaha lebih lagi hidup di dalam kasih Allah itu,
antara lain ialah:
a)
Jika Tuhan mengasihi kita, maka kita harus berusaha
hidup dalam kasihNya, maka didalam kasihNya kita akan bertemu.
b) Jika kita tahu Tuhan itu adalah mengampuni kita, maka
kita juga harus berusaha menjadi seorang pengampun, maka kita juga akan bertemu
didalam pengampunanNya.
Simplenya, jika ingin bertemu dengan Tuhan Yesus melalui keterbatasan
kita sebagai manusia, berusahalah lebih giat lagi untuk hidup seturut
kehendakNya, kehendak Allah yang ingin bertemu dengan manusia yang terbatas
akan menjadi gayung bersambut dengan usaha kita yang lebih untuk bertemu
denganNya. Sebab Tuhan melihat kelubuk hati yang terdalam, Tuhan sangat tahu
isi hati kita. Dengan demikian, dimanapun kita berada disana jugalah Tuhan
berada, seperti yang Tuhan Firmankan “Aku akan menyertai engkau senantiasa
sampai akhir jaman.
Tuhan Yesus memanggil kita untuk
turun
Zakheus yang memanjat pohon Ara, dipanggil Tuhan Yesus untuk turun. Hal
ini dapat diartiakan dengan pengubahan pemahaman manusia yang menyatakan bahwa
“hanya pada saat naik ke sorga saja dapat
bertemu dengan Tuhan”, namun Tuhan menyatakan bahwa Zakheus tidak harus
naik untuk bertemu denganNya, dibawah atau di bumi ini juga kita dapat bertemu
dengan Tuhan Yesus, sebab Dia Immanuel (Allah
yang Maha hadir dan berkuasa dalam ruang dan waktu). Berikutnya Tuhan Yesus
memanggil Zakheus turun dari ketinggian pohon itu memiliki makna bahwa, dengan
tinggi hati mungkin kita hanya melihat Allah, namun dengan kerendahan hati,
maka kita akan bersama-sama Allah. sama halnya dengan Sakeus, ketika dia tetap
berada diketinggian pohon itu, maka dia akan bisa melihat Yesus tetapi tidak
bersama-sama Yesus, berbeda halnya ketika Zakeus mengikuti permintaan Yesus
untuk mengajaknya turun dari pohon ara itu, Zakeus tidak hanya melihat Yesus
atau hanya sebagai penonton, tetapi dia ikut dan bersama-sama dengan Tuhan
Yesus. Yesus memanggil kita untuk turun dari ketinggian itu, agar kita tidak
hanya melihat Tuhan Yesus tetapi bersama-sama denganNya.
Ajakan Tuhan Yesus ini, mengajak kita untuk turun (ikut langsung menjadi pekerjaNya), tidak cukup hanya mengatakan
kasih, tanpa berbuat kasih dengan kemampuan kita masing-masing. Dengan ikut
turun menjadi pekerja Allah, maka disana juga kita akan bersama-sama dengan
Tuhan Yesus. Jadi, jangan tunggu hari kebangkitan (hari kedatangan Tuhan Yesus
yang keduakali) atau menunggu hari tua atau menunggu hari kematian kita
mendekat untuk bertobat, tetapi dsinilah waktunya bukan disana dan nanti, sebab
Tuhan telah turun dan hidup bersama-sama dengan kita.
Yesus meminta menghadiri rumah kita
Tuhan Yesus meminta akan hadir dirumah Zakheus, tentunya dengan respon Tuhan
yang penuh kasih itu, Zakheus sungguh sangat bersukacita. Ya… setiap rumah
tangga tidak usah mengundang Yesus datang kerumah, namun Tuhan Yesus rindu
untuk datang kerumah kita, tinggal bagaimana respon kita menyambut Tuhan? Tuhan
Yesus dan kuasa kasihNya ada setiap rumah orang yang mau menyambutNya. Dia juga
berada disetiap ruang rumah kita, maka diruang mana-pun kita berada, layanilah
Tuhan dengan baik. Tentunya dengan penuh sukacita, menjamu Tuhan dengan
sebaik-baiknya. Melayani Tuhan dengan sebaik-baiknya ialah dengan mengikuti
ajakan Tuhan dan menghidupinya. Demikianlah setiap rumah tangga sambutlah Tuhan
Yesus dirumah masing-masing, dan layanilah Dia dengan senang hati.
Yang menerima Tuhan Yesus
memperoleh Perubahan (Pertobatan) dan keselamatan
Zakheus yang menerima Tuhan Yesus beroleh berkat kasih
Allah. Secara langsung dia mengalami perubahan kearah yang baik yang diinginkan
Tuhan darinya (bertobat). Karena dia seorang yang kaya, maka dia akan
menggunakan kekayaannya untuk berbuat kasih. Perubahan yang dialami Zakheus
tentunya memotivasi kita untuk menyadari bahwasanya setiap orang yang bertemu
dan bersama-sama dengan Tuhan Yesus (Orang
Kristen Yang Percaya) akan berlaku baik dengan menolong sesama. Dia
memperoleh keselamatan dari Tuhan, dan melaksanakan keselamatan itu dengan
bermurah hati serta ingin menolong orang lain. Seorang pemungut cukai yang kaya
dan memiliki jabatan strategis dalam pemerintahan Romawi yang menjajah telah
memperoleh berkat itu, tentunya saudara, saya dan dan seisi rumah kita juga
bukan? Kalau Zakheus aja bisa, kenapa kita tidak? Amen
Baca juga Khotbah Lukas 20:27-38 Kebangkitan dan Kehidupan Kekal
No comments:
Post a Comment