Monday, 5 December 2016

Khotbah Yakobus 5 : 7-10 Menanti Kedatangan Tuhan Dengan Sabar, Setia Bertumbuh dan Berbuah


Menanti Kedatangan Tuhan Dengan Sabar, Bertumbuh dan Berbuah
khotbah-yakobus-5:7-10 menanti kedatangan Tuhan YesusMenanti kedatangan Tuhan Yesus yang keduakalinya tidak terlepas dari keberadaan manusia itu sendiri. Manusia tidak memiliki kuasa untuk menentukan kapan dan dimana waktu kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Hanya Tuhan sendiri yang memiliki otoritas kedatanganNya yang kedua kalinya. Dengan keberadaan itu, maka manusia harus sabar dengan penantiannya, sebab penantian tentang kedatangan Tuhan Yesus bukan sesuatu yang dapat di kejar. Tidak dapat dipaksakan, seperti seseorang yang mengejar target untuk pencapaian target yang diinginkannya tercapai dengan waktu atau besaran tertentu.

Dengan demikian apa yang harus dilakukan oleh manusia dalam penantiannya? Otoritas Allah dan otoritas manusia memiliki jarak perbedaan yang sangat jauh. Jangankan untuk menentukan kedatangan Tuhan dengan hikmat dan kebijaksanaan manusia, untuk mengetahui tentang kedatanganNya saja manusia tidak memiliki otoritas, sebab Allah tidak memberikannya kepada manusia. Dalam hal ini, Yakobus mengatakan bahwasanya manusia harus bersabar untuk menanti kedatangan Tuhan. Namun dalam penantian dengan bersabar itu, bukan berarti manusia tinggal berpangku tangan. Manusia harus mengisi waktu dalam hidupnya dengan sebaik-baiknya.

Dalam ayat 7 dikatakan bahwasanya “seorang petani menantikan hasil dari tanahnya”. Allah yang menciptakan Bumi dan segala isinya, Allah juga menginginkan semua yang diciptakannya baik, dan itu bukan hanya keinginan, sebab Allah memang menciptakan semua yang ada dengan baik. Keberadaan yang baik ciptaan Allah itu, perlu dipelihara dengan baik dan nyatanya Allah memeliharanya dengan baik. Seperti seorang petani Padi, ketika hanya menanam benih padinya saja, tanpa adanya pemeliharaan, tentu saja pertumbuhan Padi itu akan tidak baik. Dengan pertumbuhan yang tidak baik itu, tentu saja akan mengakibatkan hasil panen yang tidak baik pula.

Allah memelihara semua ciptaanNya dengan baik dan bahkan sangat baik. Semua manusia juga dipelihara oleh Allah, namun ada keunikan jika berbicara tentang manusia, sebab manusia memiliki kehendak dan kebebasan yang diberikan Allah. jika manusia dapat hidup dan mengikuti pemeliharaan Allah, tentu saja manusia itu akan menghasilkan yang baik. Tetapi jika sebaliknya manusia itu tidak mau tetap dalam pemeliharaan Allah tentu saja akan menghasilkan yang tidak baik.

Padi yang ditanam akan tumbuh bersama rumput yang lain, namun petani akan memusnahkan rumput yang mengganggu pertumbuhan padi tersebut. Tanpa kita sadari, Allah juga memelihara kita dan menjagai kita dari pemangsa yang akan memberikan kematian bagi kita, yaitu rencana jahat dari si Iblis. Kita akan memperoleh perlindungan itu, jika kita tetap bersama Allah, namun jika kita bersama si jahat maka tentu saja kita tidak akan memperolehnya.

Jadi dalam menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus, kita perlu menjadi padi yang baik, tetap hidup dalam kesabaran, seperti padi yang tidak akan beranjak dari tempatnya jika tidak atas kehendak petani, demikian juga kita dalam menantikan Tuhan jangan beranjak dari kebenaran dan ketentuan Tuhan Yesus Kristus sampai kedatanganNya. Walaupun hujan turun dan silih berganti dengan panas dan juga hujan musim semi, padi itu tidak akan beranjak sendiri dari tempatnya. Demikian juga manusia yang menantikan Tuhan tidak akan beranjak dari kebenaran Allah, sebab jika hujan dan terik matahari dan juga hujan musim semi itu berasal dari Allah, maka semuanya itu akan menjadi berkat bagi tanaman padi itu sendiri. Dengan hujan dan sinar panas matahari itulah yang akan membuat padi itu bertumbuh dan berbuah.

Segera Teguhkan Imanmu dengan Sabar, Bersyukurlah jangan bersungut-sungut dan saling mempersalahkan agar engkau memperoleh selamat
Dalam ayat 8 dikatakan bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat dan ayat 9 dikatakan bahwa sesungguhnya Hakim telah berdiri diambang pintu. Pernyataan ini mengandung hal yang mendesak dan perlu dilasanakan dengan segera. Jangan menunggu dan atau menunda-nunda waktu untuk segera melaksanakan penyambutan kedatangan Tuhan itu. Hal pertama dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah bersabar dan meneguhkan iman. Sekali lagi dalam hal bersabar bukanlah tidak melaksanakan apa-apa, namun kata bersabar ialah dalam penyambutan kedatangan itu perlu dengan persiapan yang sebaik-baiknya. Persiapan yang mendesak itu ialah iman yang teguh. Iman yang teguh ialah kepercayaan dan mempercayakan diri kepada Tuhan tanpa keragu-raguan dan tidak goyah oleh karena hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam mempersiapkan penyambutan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Sebab dalam iman yang teguh adalah hal yang sangat sulit untuk dibangun, mungkin menyebutkan iman yang teguh gampang, namun dalam pelaksanaannya, tidaklah segampang dengan cara penyebutannya. Dalam Ibrani 11 : 1 dikatakan bahwa “iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Mengharapkan yang sudah terlihat akan lebih mudah daripada mengharapkan yang belum kelihatan, membuktikan yang kelihatan akan jauh lebih mudah daripada membuktikan yang tidak kelihatan. Oleh karenanya, perlu kesabaran untuk hidup bersama-sama dengan Allah. Kesabaran itu akan memberikan keteguhan iman, asalkan tetap setia dalam kesabaran hidup dan melakukan kehendak Tuhan Yesus Kristus sampai hari kedatanganNya.

Hal mendesak dan harus dilakukan sebelum kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali ialah, janganlah bersungut-sungut dan saling mempersalahkan supaya kamu jangan di hukum (ayat 9). Allah menghendaki agar manusia mampu menerima segala sesuatu dan menghadapi segala sesuatu dengan tetap hidup dalam tuntunan Allah. Dengan demikian maka kita akan saling menghargai dan mengasihi antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan antara yang satu dengan yang lain adalah bukti dari kekayaan hikmat Allah. Bukankah Allah setiap yang diciptakan Allah semuanya berbeda? Walaupun dihadapan Allah semua manusia sama. Jadi perbedaan itu adalah kekayaan hikmat Allah yang patut disyukuri. Ya dengan di mensyukuri maka akan hilang sungut-sungut dan saling mempersalahkan. Dalam penantian kita akan Tuhan Yesus perlu kita ingat, bahwa Tuhan itu tidak akan datang sebagaimana kedatanganNya yang pertama untuk memberikan jalan keselamatan dan pengajaran akan kehendak Allah. Namun kedatangan kedua ialah sebagai Hakim yang menentukan benar atau salah, selamat atau tidak selamat, sorga atau neraka.

Selanjutnya dalam ayat 10 dikatakan bahwa “turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan”. Penderitaan itu adalah perjungan hidup dan bertahan bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus. Ada contoh subjek dalam ayat ini menjadi teladan penderitaan dan kesabaran yaitu para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Benar, bahwasanya para nabi yang sudah berbicara demi nama Tuhan, tetap bertahan dalam kebenarannya, walaupun akan memperoleh banyak tantangan dan penderitaan. Namun para nabi akan tetap setia hidup dan menyampaikan kebenaran Firman Tuhan. Kegigihan dan kepatuhan para nabi itu layaknya menjadi contoh nyata bagi seluruh umat dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya. Amen

Duri, 06 Desember 2016
Rev.Edward Manalu, S.Th

No comments:

Post a Comment