Khotbah Maleakhi 4:1-2a
Pendahuluan

Nama kitab Maleakhi memiliki arti utusan Tuhan. Menurut Septuaginta
nama Maleakhi adalah kata benda biasa yang artinya “utusanku”. Artinya yang
kitab ini berisi Firman Tuhan yang disampaikan oleh utusan Tuhan. Nama utusan
Tuhan dalam kitab ini tidak diketahui, Maleakhi melayani jemaat Yuda dalam
periode antara proses pembangunan kembali Bait Suci dan pembaharuan jati diri
yang religious yang sudah terjadi lima puluh tahun sebelumnya. Pada masa itu
terjadi kekecewaan akan pengharapan hidup mereka yang tidak kunjung terpenuhi. Terjadilah
kemerosotan iman pada kalangan imamat dan jemaat. Terjadi penyalahgunaan kultik
religious dan kondisi social yang semakin tidak konsisten dengan kebenaran yang
telah ditentukan bagi bangsa Yuda.
Kitab Maleakhi memberikan dorongan untuk membangkitkan kembali semangat
mereka yang sudah jatuh dalamnya jurang kekecewaan dan keputusasaan. Kitab ini sekaligus
mengkritik dan mengingatkan para pemimpin agama dan pemimpin negri agar
konsisten menjalankan amanat yang telah diterimanya. Para pemimpin agama dan
pemimpin negri sepatutnya memiliki tindakan kreatif untuk membangun integritas
bangsanya, jangan menunjukkan bahwa mereka menjadi contoh yang tidak baik bagi
bangsa Yuda.
Periode ini menunjukkan bahwa bangsa Yuda mengalami penderitaan akan
kehidupan mereka sebagai bangsa yang dikasihi Allah, namun mereka mengalami
ketidakadilan dibawah pejajahan bangsa Persia. Tuhan Allah mengingatkan mereka
akan sikap bangsa Yuda dalam situasi yang sulit itu. Sebab dengan adanya
situasi social yang tidak adil bukanlah menjadi alasan bagi bangsa itu untuk
bersikap bahwa Allah tidak mengasihi mereka. Keadaan itu hendaknya jangan
mengubah pengaharapan mereka menjadi keputusasaan, seolah-olah tidak ada lagi
pengharapan kasih Allah. Penderitaan yang dialami bangsa itu, bukan menjadi
akhir dari kasih Allah, sebab Allah akan menyatakan kasihNya dan keadilanNya
untuk membela bangsa yang mengasihiNya dan tentunya akan memberikan hukuman
bagi mereka yang tidak mengasihiNya.
Ada rasa cemburu dari sebagian masyarakat Yuda dengan melihat kenyataan
bahwa orang-orang yang beritindak jahat bisa menikmati hidup mereka dengan
kekayaan, kemakmuran dan juga kedudukan yang baik dalam kalangan masyarakat. Hal
itu mengakibatkan ada dari bangsa Yuda menjadi terpengaruh akan ketidak baikan
itu. Mereka menganggap Allah tidak peduli dengan keadaan mereka, sehingga
mereka lebih memilih tidak ada gunanya lagi menyembah Allah. Akhirnya tindakan mereka
dicemarkan dengan berlaku jahat, ada yang menceraikan istri mereka yang takut
akan Tuhan, lalu mempersunting perempuan yang menyembah berhala. Orang-orang
seperti ini juga akan memberikan persembahan mereka dari hasil pertanian dan
hewan mereka yang paling buruk. Tindakan mereka menyatakan bahwa Allah tidak
mengetahui perbuatan jahat mereka. Mereka tidak takut lagi terhadap Tuhan,
tidak ada lagi rasa hormat kepadaNya. Oleh karenanya, Firman Allah dalam
Maleaki ini mengingatkan mereka akan konsekwensi yang akan diterima karena
perbuatan-perbuatan mereka.
Kedatangan Hari Tuhan
Hari Tuhan (Yom Yahwe) adalah
misteri sekaligus yang sudah digenapi Allah. Hari Tuhan bukan hanya sekedar
hayalan semata, sebab dalam Kitab Perjanjian Lama sudah diungkapkan bagaimana
kedatangan Hari Tuhan (Am.5:18-20, Yes.13:1-6, Yhz.7:2-13). Cara dan waktu
kedatangan Hari Tuhan itu adalah misteri, dan yang tahu hanyalah Tuhan sendiri.
Berbagai bentuk kedatangan hari Tuhan dalam kitab Perjajian Lama, antara lain:
a) Hari Tuhan itu sebagai hari yang penuh ratapan dan pemusnahan (Yes 13:6,
Am.8:3)
b)
Hari Tuhan itu kebengisan, dengan gemas dan murka yang menyala-nyala
untuk membuat bumi menjadi sunyi dan memusnahkan daripadanya orang-orang
berdosa (Yes.13:9, Yhz.30:3).
c) Hari Kegelapan (Am.5:18, 8:9)
Pada sebagian umat yang setia melakukan yang baik dimata Allah akan
sangat merindukan kedatangan Hari Tuhan. Hari Tuhan menjadi sesuatu hal yang
dirindukan oleh umat Yuda, dengan harapan mereka beroleh keselamatan dari
penderitaan yang mereka hadapi saat itu. Hari Tuhan menjadi hari yang penuh
dengan pengharapan untuk beroleh kemerdekaan dari bangsa Persia yang menjajah
mereka. Melalui Maleaki Allah menunjukkan keadilanNya, Ayat 1 dikatakan “Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala
seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik
menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman
TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka”. Hari
Tuhan itu akan dan pasti datang pada waktuNya. Pada hari itu tidak ada yang
bisa bersembunyi dari hadapanNya. Saat itulah akan memperoleh konsekwensi dari kegegabahn
dan kefasikan yang telah diperbuat. Akan dibakar seperti jerami, mulai dari
cabang sampai ke akar-akarnya akan dibumi hanguskan. Hari Tuhan itu adalah hari
pembalasan akan segala tindakan yang menentang Allah. Hari Tuhan itu akan
menjadi kegelapan bagi mereka yang tidak mau hidup setia dalam terang Allah.
Namun sebaliknya bahwa Hari Tuhan itu akan menjadi keselamatan bagi
setiap yang taku akan Allah. Pada ayat 2a Firman Allah menyatakan “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu
akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya”. Konsekwensi ini
tentunya akan menjadi sukacita bagi yang takut akan Tuhan. Sebab dengan
gelapnya penderitaan dan kesusahan yang dialami dalam hidup takut akan Tuhan
akan memperoleh cahaya surya kebenaran. Cahaya surya kebenaran itu ialah pancaran
sinar kasih Allah yang memberikan energy sumber kehidupan. Dalam metafora ini,
dinyatakan bahwa Allah layaknya matahari yang memberikan sinar berenergi, yang
menerangi dan memberikan kehidupan. Tidak hanya itu, Allah akan memberikan
kesembuhan pada sayapNya.
Refleksi
Wajar saja bangsa yang mengalami kesulitan akan mengharapkan kelepasan
dari kesulitannya. Bangsa yang dijajah akan merindukan kemerdeakaan bangsanya. pada masa kesusahan tentunya sangat
mengharapkan datangnya pertolongan untuk membantu lepas dari kesusahan yang
dihadapinya. Bangsa yang masih tinggal dalam kemiskinan akan merindukan
kesejahteraan. Seseorang yang mengetahui bahwa dirinya ada dalam kekurangan
akan berusaha untuk mengatasi kekurangannya. Namun bagaimana untuk memperoleh
itu semua? Apakah dengan berlaku curang? Seperti langkah yang dipilih oleh
mereka yang tidak cemburu melihat ketidakadilan? Tentunya tidak, keadaan yang
tidak baik akan dapat dirubah dengan tindakan yang baik menuju kebaikan yang
akan dicapai. Sebab untuk merubah kemiskinan menjadi kekayaan dengan jalan yang
tidak jujur akan menambah nilai kemiskinan itu semakin dalam. Tetapi dengan
mengubah kemiskinan dengan cara dan proses yang jujur akan mencapai kekayaan
yang sejati, walaupun menurut ukuran social ekonomi masih tergolong miskin,
namun dalam karya-karyanya akan menujukkan kekayaan yang bersinar. Demikian halnya
dengan bangsa Yuda, ada yang tidak setia melakukan yang baik untuk mencapai
kebaikan sejati, yakni dengan melakukan kejahatan dimata Tuhan. Sebab bagaimana
mungkin datang kebaikan dari Allah dengan melakukan yang jahat dihadapanNya? namun
sebaliknya yang tidak menghormati Allah dengan berlaku tidak baik itu akan
memperoleh hukuman pada Hari Tuhan yang sudah pasti kedatangannya. Jadi
tetaplah setia berlaku baik dihadapan Allah, maka pada kedatangan Hari Tuhan
akan beroleh berkat keselamatan.
Allah mengasihi manusia yang diciptakan-Nya. Allah menginginkan seluruh
manusia ciptaanNya beroleh keselamatan dan lepas dari hukuman. Hari Tuhan
tidaklah menjadi hari yang kelam bagi setiap orang yang percaya dan setia
padaNya. Sebab kedatangan Tuhan Yesus Kristus menjadi keselamatan bagi seluruh
orang yang percaya padaNya. Didalam Kristus ada pengampunan dan keselamatan
serta hidup yang kekal. Didalam Dia ada terang sepanjang masa, tentunya dengan
kedatangan Tuhan Yesus, Hari Tuhan menjadi hari yang indah bagi setiap orang yang
hidup dalam takut akan Tuhan. Amin
Semoga terberkati, baca juga Khotbah 2 Tesalonika 3:6-13 Menanti Kedatangan Tuhan Yang Kedua kalinya dengan benar
Semoga terberkati, baca juga Khotbah 2 Tesalonika 3:6-13 Menanti Kedatangan Tuhan Yang Kedua kalinya dengan benar
Duri, 04 November 2016
No comments:
Post a Comment