Friday, 4 November 2016

Khotbah Yesaya 1 : 10 - 18 Bertobat Lebih Baik Dari Mempersembahkan Korban


Bertobat Lebih Baik Dari Mempersembahkan Korban

1. PENDAHULUAN

 Bertobat Lebih Baik Daripada Mempersembahkan KorbanPerikop ini merupakan bahagian dari Proto Yesaya, yang secara garis besar menyatakan bahwa Bangsa Yehuda akan mengalami kejatuhan yang besar. Kejatuhan bangsa itu, tidak lain oleh karena keberdosaannya kepada Allah. Nabi Yesaya (Ye’sya’yahu’ artinya adalah Yahwe adalah keselamatan) mengingatkan bangsa itu yang hanya beribadah dengan lahiriahnya saja. Ibadah mereka hanyalah ritual-ritual belaka, ibadah-ibadah dan perayaan keagamaan mereka hanya symbol semata. Itulah sebabnya suara kenabian Yesaya ini menyerukan pertobatan dengan melaksanakan ibadah yang sejati.

2.SEKILAS TENTANG PERTOBATAN DAN KORBAN
2.1.Bertobat Menurut Perjanjian Lama
Dalam bahasa Ibrani kata syuv berarti berputar, berbalik kembali. Mengacu kepada tindakan berbalik dari dosa kepada Allah. Dalam kitab Yeremia 3:14 diterjemahkan “kembalilah”, dalam Mazmur 78:34 diterjemahkan “berbalik”, Yeremia 18:8 “bertobat”. Dalam Perjanjian Lama cakupan pertobatan itu melebihi dukacita-penyesalan dan perubahan tingkah laku lahiriah. Jadi pertobatan itu adalah perubahan yang sungguh dan benar-benar merindukan Tuhan Allah (Bnd.Ul.4:29).

2.2.Bertobat Menurut Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru ada beberapa kata yang dipakai untuk kata bertobat yakni Metanoia dan Metanoeo, (Luk.17:3, Ibr.12:17) artinya ialah menyesal dan juga memperbaiki kesalahan. Selanjutnya ada kata epistrefo, dalam arti harafiah diartikan ‘kembali’ atau ‘berpaling’ (Mat.10:13, 24:18, Kis.16:18, Why.1:12). Jadi pertobatan adalah sikap yang sadar akan keadaan manusia-dunia yang berdosa, sedangkan upah dosa adalah maut (Rm.6:23). Agar memperoleh keselamatan itu, manusia yang berdosa harus menyadari keberdosaannya dan berpaling atau kembali kepada Allah.

2.3.Mempersembahkan Korban
Ada beberapa jenis korban dalam Perjanjian Lama, antara lain:
Korban Bakaran (‘Ola)
Korban Sajian (Minkha)
Korban Perdamaian (Zevakh)
Korban Penghapus Dosa (Khatta’t)
Korban Penebus Salah (‘asyam), dll
Bahan korban yang dipersembahkan haruslah ternak atau burung yang halal (Kej.8:20, Im.1:3, 1:14). Seluruh korban itu diberikan demi kesenangan hati Allah (Im.2:2) dan juga memohon kepada Allah akan pengampunan, perdamaian dan juga penebusan. Boleh dikatakan bahwa seolah-olah mempersembahkan korban itu untuk mengambil hati Allah dengan harapan permohonan yang menyampaikan korban terkabul, seolah-olah Allah dalam pandangan ini dapat disuap. Namun, tidak semua bentuk penyampaian korban itu sama dengan hal tersebut, sebab ada juga korban ungkapan syukur kepada Allah (Im.7:12-13). 

3.PENJELASAN NATS
Perikop ini didahului dengan menyebutkan Sodom dan Gomora yang merupakan kota yang ada didataran rendah yang dihancurkan oleh api dari surge karena keberdosaan mereka (Kej.19). Pada ayat 10 para pemimpin Yehuda disapa dengan ‘pangeran dari Sodom’ dan rakyatnya dengan ‘rakyat Gomora’, artinya baik pemimpin dan rakyatnya sama-sama sudah rusak karena dosa. Allah menunjukkan ketidaksetujuannya dengan kehidupan bangsa itu yang menyampaikan korban binatang dan perayaan-perayaan mereka, kenapa? Karena perayaan mereka penuh dengan kejahatan (ayt.13) dan tangan mereka penuh dengan darah (ayt.15). Bukan karena kurban-kurban namun juga karena pelanggaran-pelanggaran dalam hidup mereka. Yesaya tidak menentang upacara-upacara itu semata, namun pola implementasi hidup mereka sebagai bangsa yang dimiliki oleh Yahwe sudah bertentangan dengan kehendak Allah.

Jadi Allah sangat benci dengan kemunafikan bangsa itu dengan perilaku-perilaku ibadah mereka yang menginjak-injak pelataran Allah. Namun Allah menyerukan perubahan bangsa itu, agar mereka hidup benar dalam kehendak Allah. Melalui Yesaya Allah meminta “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (16-17). Tuhan Allah menginginkan bangsa itu sadar bahwa mereka sudah berdosa dihadapnNya. Mereka harus menyesal dengan perbuatannya dengan bertobat dari kesalahannya dan kembali menghadap Allah. Dengan kembali pada kebenaran Allah, maka dengan sendirinya mereka akan melakukan apa yang baik dan benar dihadapan Allah, dengan berbuat baik, adil dan membela hak anak-anak yatim serta memperjuangkan perkara janda-janda. Dengan sendirinya juga Allah akan memberikan pengampunanNya.

4.APLIKASI
Saudara-saudara suka maupun tidak suka, jika manusia yang masih tinggal di dunia adalah berdosa maka kematian adalah konsekwensi yang harus diterima. Tentunya manusia tidak menghendaki kesiasiaan dalam hidupnya, semua menginginkan keselamatan dan kehidupan yang kekal. Sebab Firman Allah dalam kitab Amos 10:16 dikatakan “Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa”. Namun perlu diingat, bukan karena perbuatan baik seseorang manusia akan beroleh keselamatan Allah, namun hanya karena Kasih Tuhan Allah semata (Sola Gracia).

Sama halnya dengan bangsa Yehudayang memberikan korban dan merayakan hari raya mereka, namun mereka tetap saja berdosa dihadapan Allah dan akan memperoleh hukuman. Sebab hal-hal baik yang mereka lakukan itu bukan berasal dari kesungguhan mereka sebagai pewujud kehendak Allah, namun hanya kesenangan mereka belaka. Oleh karenanya Allah menginginkan perbuatan-perbuatan baik itu berlandasakan iman kepadaNya. Dengan keterbatasan dan dosa manusia tidak ada jalan yang dapat diciptakan untuk memperoleh keselamatan itu, Dengan keadaan manusia yang demikianlah, atas kasih dan karunia Allah semata, Dia telah memberikan jalan untuk memperoleh keselamatan itu, yakni Tuhan Yesus Kristus. Kitab Roma 6:23 mengatakan “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.

Tuhan Yesus Kristus telah mati menjadi korban tebusan bagi semua orang yang berdosa. Jadi korban untuk memperoleh pengampunan, tebusan dan keselamatan sudah digenapi Tuhan Yesus Kristus. Dengan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, maka akan memperoleh seluruh berkat itu dan akan berkat itu akan mendorong setiap orang untuk hidup bersyukur, dengan hidup adil, jujur, mencintai kebenaran Allah dan berjuang untuk berbuat kebaikan.

Secara umum, pertobatan itu ialah perubahan dari yang tidak baik berbalik kearah yang baik. Sama dengan seseorang yang berjalan menuju satu tujuan, namun dalam perjalanannya salah arah. Dengan salah arah maka akan salah tujuan niscaya juga tidak akan sampai pada tempat atau sesuatu yang dituju. Dengan kesadaran akan kekeliruannya, maka perlu untuk berbalik kejalan yang benar lalu mengikuti jalan itu sampai ke tujuan. Jangan berbalik lagi karena itu sama artinya dengan kembali mengalami kesesatan. Pertobatan itu sekali dan untuk selamanya, sama halnya dengan karya Tuhan Yesus Kristus yang datang untuk memberikan diriNya korban dan keselamatan hanya sekali dan itu untuk selamanya serta bagi semua orang. Hal itu juga menyatakan bahwa pertobatan itu perubahan 180 derajat, dari pelaku pelanggar Firman menjadi pelaku seturut Firman, dari kungkungan dosa, berubah menjadi hidup dalam tuntunan kebenaran Tuhan.

Dihadapan Allah Bertobat itu adalah ibadah yang sejati. Ibadah sejati itu (Bertobat) jauh dari kemunafikan, namun ibadah sejati itu hidup bersama Allah. Ibadah yang sejati (bertobat) itu bukan soal persembahan dan ritus, namun hidup dalam kehendak Allah, baik dalam ibadah dan perayaan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mari jadikan hidup kita menjadi kemuliaan bagi Allah. Amin

Duri, 05 November 2016
Rev.Edward Manalu, S.Th

1 comment:

  1. Sola Independent. Salam Minggu advent kasih karumia Ketuhanan pada epitrinitas persekutuan yang kudus
    Syukur dalam segala gejala kasih Anak Allah n perbuatan perbuatan mujizat juga pengelihatan pada tahun fiscal ini. Kegagalan. Pembunuhan, prokes, kegagalan economi, bencana alam n dampak perang maupun yang terakhir belum signify pada gejala kasih Anak Allah.Merdeka amin

    ReplyDelete