Tuesday 13 December 2016

Khotbah Roma 1 : 1 - 7 Ia Adalah Anak Allah Yang Berkuasa



Pendahuluan
http://solascrip.blogspot.co.id/2016/12/khotbah-roma-1-1-7-ia-adalah-anak-allah.htmlSurat Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 60 M. Paulus menuliskannya sebagai persiapan perjalanannya ke Roma. Ada kemungkinan surat ini di tuliskan sebagai cara Paulus untuk mengenal surat Roma. Dalam surat ini, ia memperkenalkan Tuhan Yesus yang hidup dan makna kematianNya. Oleh karenanya dalam surat ini banyak berisi tentang dasar kekristenan. Atau dapat dikatakan bahwa kitab ini cendrung dengan kitab doktrin. Beberapa doktrin yang dapat kita jumpai dalam kitab ini, antara lain: semua orang berdosa dan perlu pembenaran oleh Tuhan, perbuatan manusia tidaklah menjadi jaminan akan kekudusan seseorang, Yesus Kristus adalah korban untuk menebus dan menyucikan manusia dari dosa-dosanya, hidup dalam Roh, dan yang lainnya.

Namun dalam pemahaman yang lain, ada juga yang menyebutkan bahwa surat Roma adalah bahagian dari ringkasan ajaran Paulus. Ada juga yang mengatakan bahwa surat Roma sangat erat kaitannya dengan surat Galatia dan surat Korintus, namun surat Roma lebih terperinci. Namun bagaimanapun kaitan dari surat Roma dengan surat yang lainnya itu, bukanlah menjadi keraguan bagi kita untuk memahami surat ini sebagai Firman. Justrus dengan keterkaitan surat Roma dengan kitab atau surat yang lainnya memberikan nilai tambah akan keabsahannya.

Pada perikop pertama ini, selain daripada perkenalan Paulus akan dirinya, ada hal yang paling menarik yang perlu kita pahami, yakni Injil dan tentang siapa Yesus yang disebut Kristus. Yesus Kristus sudah dijanjikan jauh sebelum kedatanganNya. Janji kedatangan itu dinyatakan dalam sejarah perjalanan manusia dengan Tuhan Allah. Janji itu adalah janji keselamatan dan kehidupan bagi umat manusia. Dia datang sebagai Allah dalam rupa manusia, dan disebut sebagai keturunan Daud. Dia lahir dengan rancangan Allah sendiri, hidupNya juga dalam Hikmat dan Kuasa Allah, kematian dan kebangkitan serta kenaikanNya adalah bukti bahwa Yesus berkuasa atas segala sesuatu yang ada.

Keterangan Nats
Anak Allah yang berkuasa Memanggil dan Mengubahkan
Paulus dikatakan sebagai hamba dan Rasul yang dipanggil oleh Yesus Kristus (ayat 1). Pemanggilan Allah bagi manusia banyak jalan dan cara hikmat Allah. Nabi dalam kisah Perjanjian Lama, ada yang dipanggil melalui tanda-tanda, malaikat, melalui pemberkatan dan juga pemuridan (Elisa yang merupakan murid Elia). Pemanggilan Murid-Murid Yesus langsung dilaksanakan oleh Yesus Kristus kepada kedua belas orang yang disebut Apostel. Beda lagi dengan pemanggilan kepada Saulus (nama Paulus sebelum percaya kepada Yesus Kristus). Saulus dikenal sebagai orang yang memburu orang-orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan. Namun dalam perburuannya kepada orang-orang percaya itulah Tuhan Yesus memanggilnya sebagai pemberita Injil (Baca Kisah Para Rasul 9).

Pemanggilan para nabi, apostel dan Paulus adalah bukti bahwasanya Allah memiliki kuasa hikmat yang mampu mengubahkan manusia sesuai dengan kehendakNya. Kuasa itu adalah kuasa yang tidak dapat disangkal oleh para nabi, apostel, Paulus dan tentunya juga semua umat manusia. Allah memiliki kuasa atas diri kita dan kehidupan dunia ini. Pemanggilan Allah yang berkuasa kepada manusia yang memiliki banyak keterbatasan itu menjadikan alasan yang mutlak bahwasanya setiap orang yang mau mengikuti Allah adalah hamba Allah. Dalam hal ini yang dimaksudkan sebagai hamba Allah ialah, penerima permintaan Allah sekaligus pelaksana maksud Allah, yakni menjadi rasul yang dikuduskan menjadi pemberita Injil. Dengan demikian, Allah menyatakan kuasanya terhadap Paulus dan berdampak bagi Paulus sebagi orang yang memperoleh pengudusan dan menjadi pemberita Injil, sehingga Injil sampai kepada banyak orang melalui kuasa pemanggilan Allah tersebut.

Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa atas JanjiNya
Janji kedatangan Juru Selamat sudah lama dijanjikan sebelum kedatanganNya. Janji kedatangan itu bukanlah semata-mata berita perjanjian. KedatanganNya adalah janji Allah, bukan janji manusia atau janji dari pihak yang lain. Jika diperhatikan janji Allah ini berbeda dengan janji yang diberikan oleh dunia ini. Sebab janji Allah adalah janji yang dilaksanakan, namun pelaksanaannya seturut kehendak Allah sendiri. Janji itu bukan janji demokratis, jika ada demonstrasi yang mendesak maka akan terjadi perwujudan janji atau bahkan ada juga yang berusaha memanipulasi janjinya. Kuasa Janji Allah itu tidak terletak pada manusia atau khalayak ramai, namun Allah pasti menepati janjiNya pada waktuNya sendiri. Jadi, kedatangan Tuhan Yesus adalah bukti bahwa Allah berkuasa penuh atas janjiNya. Demikian juga halnya pada kedatanganNya yang kedua kalinya (parusia), kedatangannya ada dalam genggaman kuasaNya.

Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa atas kematian
Yesus Kristus sudah menunjukkan bahwa diriNya berkuasa atas kematian. Terbukti dalam kebangkitanNya dari kematian pada hari yang ketiga. Walaupun Yesus Kristus menjalani kematian, bukan berarti Dia tidak berkuasa atas kematian. Namun kematian Tuhan Yesus adalah bukti bahwa Dia berkuasa atas kematian setelah kebangkitanNya. Tentang hal ini saya akan coba menerangkan secara rasional. “Sebab bagaimana mungkin kita menyebutkan Yesus Kristus berkuasa atas kematian, jika Yesus Kristus tidak menjalani kematian. Sudah pasti Tuhan Yesus juga tidak akan bangkit dari kematian jika Dia tidak menjalani kematian.  Jadi benar bahwasanya Yesus Kristus adalah Anak Allah yang berkuasa atas kematian.

Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa Memberikan kasih Karunia
Kasih karunia adalah pemberian, tidak suap. Dalam Perjanjian Lama banyak hal karunia (pemberian) baik yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau pemberian Allah kepada manusia. Dalam Perjanjian Baru Kasih Karunia itu lebih menunjuk kepada pemberian Allah secara Cuma-Cuma atau hadiah (Dorea), pemberian yang baik (dosis), pemberian yang sempurna (dorema). Lalu dalam perikop ini  yang dipakai ialah kata Kharis – Kharisma yang merupakan karunia yang baik dan cendrung karunia-karunia rohani dari Allah.

Yesus sendiri memiliki kuasa dan berkuasa untuk memberikan kasih karunia itu kepada manusia, karunia itu ialah karunia Roh Kudus, keselamatan dan kehidupan yang kekal. Pada Yohanes 1:14 dikatakan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Juga pada Yohanes 1:16 “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia”. Jadi dengan kuasanya Yesus Kristus yang merupakan Anak Allah berkuasa untuk memberikan kasih karunia itu.

Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa Menguduskan Manusia dan Menjadi MilikNya
Akibat manusia yang terbatas dan karena keberdosaannya, maka manusia tidak mampu membuat dirinya sendiri kudus. Manusia yang berdosa adalah kontras terhadap Allah yang kudus. Oleh karenanya hanya yang kudus mampu dan berkuasa untuk menguduskan sesuatu yang berdosa. Pada Perjanjian Lama Tuhan Allah sendiri berfirman kepada bangsaNya agar hidup kudus, sebab Tuhan Allah itu kudus adanya. Namun untuk mencapai kekudusan itu, tidak dapat diraih oleh usaha dan kuasa manusia, sebab manusia berdosa sudah berdosa adanya. Yesus Kristus sendiri yang memiliki kuasa untuk menguduskan dan bukan hanya menguduskan namun juga dipanggil menjadi milikNya (Huria/Kuriakhe/Kuria).

Penutup
Tuhan Allah berkuasa atas segala sesuatu yang ada, sebab semua yang ada adalah ciptaanNya. Kekuasaan Allah jauh lebih besar daripada apapun yang ada.

Tuhan Allah telah mewujudkan rencana keselamatan bagi manusia atas kasih karuniaNya melalui kedatanganNya sebagai manusia, itulah Yesus Kristus yang disebut Anak Allah.

Anak Allah itu adalah Tuhan Allah itu sendiri yang ada sejak semula dan selamanya (Bandingkan Yohanes 1:1 dan 1 Yohanes 1:1). Dia adalah Allah yang tidak berawal dan tidak berakhir dan kuasaNya tidak meliputi segala sesuatu dan tidak akan berkesudahan.

Yesus Kristus yang berkuasa di awal, yang berkuasa sekarang, yang berkuasa pada kedatangaNya dan juga yang akan datang dengan kuasaNya sampai selamanya. Dalam Matius 20:18 Tuhan Yesus Berfirman “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.

Oleh karenanya, percayalah kepada Yesus Kristus sebab Dia adalah Tuhan Allah yang berkuasa dalam setiap kehidupan. Serahkanlah dirimu kepada Yesus Kristus dan biarkan Tuhan yang berkuasa dalam hidupmu, niscaya karya Allah akan nyata dalam hidupmu di dunia sampai di sorga. Amen

Duri, 14 Desember 2016
Rev.Edward Manalu, STh

Tuesday 6 December 2016

Khotbah Yesaya 35:1-10 Lihatlah, Tuhanmu Akan Datang


Pendahuluan
 http://solascrip.blogspot.co.id/2016/12/khotbah-yesaya-351-10-lihatlah-tuhanmu.html

Nabi Yesaya melaksanakan pelayanan untuk menyampaikan Firman Allah pada abad ke-8 sM. Pada saat itu terjadi berbagai ancaman dari berbagai sisi bagi bangsa Israel baik Israel Utara dan Israel Selatan. Bangsa Israel mengalami ancaman dari bangsa Asyur yang merupakan bangsa yang kuat secara politik dan militer pada saat itu. Saling mengandalkan kekuatan militer terjadi pada saat itu. Siapa yang kuat akan menang, siapa yang lemah akan di tindas dan dijajah. Agar menang secara politik, biasanya bangsa-bangsa yang lemah akan mencari dukungan kepada bangsa yang lebih besar dan lebih berkuasa. Agar bangsa yang kecil memperoleh perlindungan dari serangan bangsa lain yang akan menyerang mereka.

Pada saat itu raja Israel utara menjalin hubungan dengan raja Aram untuk menhadapi bangsa Asyur, untuk aliansi ini, raja Ahas diminta ikut bergabung, namun ia tidak mengindahkannya. Sebaliknya raja Ahaz akan meminta kerjasama dan bergabung dengan bangsa Asyur. Melihat hal tersebut Firman Allah melalui nabi Yesaya mengingatkan raja Ahas agar mengandalkan Tuhan Allah untuk menghadapi situasi tersebut. Jangan meminta perlindungan kepada orang Asyur ataupun kepada bangsa Mesir, tetapi mintalah perlindungan dari Tuhan Allah. Namun seruan nabi Yesaya itu tidak didengarkan oleh bangsa itu, oleh karenanya, Tuhan akan menghukum mereka. Namun hukuman Allah adalah didikan bagi bangsa itu, agar mereka tahu melakukan apa yang baik dimata Allah dikemudian hari. Hal itulah yang ditunjukkan Allah melalui perikop ini, yakni tentang keselamatan yang akan mereka peroleh.

Keterangan Nats
Tuhan Allah Memberikan Harapan
Pada ayat 1 dan 2, ditunjukkan bahwa Yerusalem dan Samaria sama seperti padang gurun dan padang kering. Ya sama dengan padang gurun dan padang yang kering, karena Israel sudah hancur oleh bangsa lain dan bangsa Israel tidak mampu mempertahankannya karena mereka tidak mengandalkan Tuhan Allah. Israel telah hancur oleh kesombongannya dihadapan Allah pada saat itu. Tidak ada lagi kehidupan dan harapan semuanya menjadi kering dan gersang, seolah-olah tidak aka nada lagi kehidupan bangsa itu.

Namun Allah menyatakan bahwa padang gurun dan padang kering, serta padang belantara itu akan bersorak-sorak dan berbunga. Kehidupan yang tandus tanpa harapan itu dijanjikan akan bersorak-sorak dan berbunga, akan ada harapan dan kehidupan. Kemuliaan Allah akan kelihatan dalam bangsa itu. Hal ini menujukkan akan adanya keselamatan bagi bangsa itu yang di prakarsai oleh Allah sendiri. Keselamatan dan kemenangan ini diiukuti dengan kehancuran bangsa lain dan kemuliannya di serahkan kepada bangsa Israel. Hal itu menjadi menjadi penguatan bagi bangsa itu yang ada dalam ancaman dan pembuangan.

Janji Allah akan Kedatangan juruselamat akan menguatkan bangsa Israel yang ada dalam ancaman dan pembuangan itu. Keadaan bangsa tanpa harapan itu akan tetap kuat dan saling menguatkan diantara mereka. Bangsa itu tidak boleh gentar dan takut menghadapi masa ancaman dan pembuangan itu sebab Allah akan datang untuk menyelamatkan dan memberikan pembalasan bagi bangsa yang menjajah mereka. Allah sendirilah yang akan datang menyelamatkan bangsa itu, tidak bangsa Asyur atau juga bangsa Mesir atau bangsa yang besar yang kuat dan berkuasa pada saat itu. Dalam hal ini Allah menunjukkan bahwa hanya Dia yang pantas untuk disembah oleh seluruh bangsa. Hanya Dia yang pantas untuk dipercayai oleh satu bangsa, tidak bangsa lain karena kekuatan dan kelebihannya yang lain.

Selanjutnya Allah sendiri yang akan membalaskan kekejaman yang dilakukan oleh bangsa lain terhadap bangsaNya. Oleh karenanya bangsa pilihanNya jangan takut, sebab Allah yang langsung turun menghadapi musuh mereka. Allah tidak akan membiarkan bangsaNya hidup dalam kesusahan dan kepahitan untuk selamanya, namun Allah akan memberikan keselamatan bagi bangsa itu dengan kedatanganNya untuk membebaskan mereka dari genggaman bangsa lain. Jadi janganlah bangsa itu berperang sendiri dan mengandalkan dirinya sendiri menghadapi  bangsa lain dengan peperangan. Namun Allah memintakan agar Dia sendiri yang akan di depan untuk mengalahkan bangsa yang lalim itu.

Gambaran Kedatangan Juruselamat
Pada masa kedatangan Juruselamat yakni Allah itu sendiri yang akan menyelamatkan bangsa itu akan terjadi dengan penuh dengan ketentraman dan kedamaian. Orang Yang buta akan dicelikkan,  Orang yang tuli akan mendengar, orang yang lumpuh akan melompat, dan mulut orang bisu akan bersoraksorai. Hal ini menggambarkan bahwasanya dengan kedatangan Juruselamat akan memberikan banyak kegembiraan dan sorak-sorai. Gambaran ini adalah gambaran kemenangan ketika Allah yang bertindak untuk menyelamatkan bangsaNya.

Kemenangan yang diberikan Allah akan berdampak sangat luas. Kedatangan Juruselamat akan mengubahkan hal-hal yang sudah rusak menjadi pulih. Tanah yang gersang dan kering akan menumbuhkan pandan dan tebu. Hal itu adalah gambaran bahwasanya tanah yang sudah tanpa harapan kehidupan itu akan memberikan semerbak keharuman (sama dengan pandan yang memberikan keharuman kepada makanan) demikian juga dengan akan memberikan hasil yang manis (sama dengan Tebu yang memberikan rasa yang manis dan menjadi bahan untuk membuat gula).

Pada saat pemulihan karya Allah terhadap bangsa itu dilaksanakan maka disana akan ada Jalan Raya yang disebut “Jalan Kudus”. “orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ, (ayat 8-9). Jalan itu adalah jalan yang penuh dengan kedamaian, tanpa ancaman, yang berjalan disana hanyalah orang-orang yang diselamatkan. Jalan itu ialah jalan keselamatan, jalan yang kudus dan itu hanya ada didalam Tuhan Yesus Kristus (Mesias) Sang Juruselamat. Hanya melalui Dia sajalah manusia akan memperoleh keselamatan seperti FrimanNya “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).

Berjalan bersama Tuhan Yesus Kristus akan menghantarkan umatNya dengan sorak-sorai dan suka cita abadi. Berjalan bersama Tuhan Yesus Kristus akan memberikan banyak perubahan yang menggembirakan. Seluruh keluh dan kesah akan berubah menjadi suka cita dan seluruh kesulitan serta tangisan akan berubah menjadi sorak-sorai.

Penutup
Thema dalam nats ini ialah “Lihatlah Allahmu akan datang”. kedatangan Allah akan berakibat kesukaan bagi mereka yang menunggu kedatangan Tuhan dengan sabar dalam pengharapan. Janji kedatangan Allah adalah janji akan datangnya keselamatan. Janji itu adalah janji yang pasti dan akan memberikan banyak berkat yang mengubahkan banyak hal yang tidak baik menjadi sangat baik.

Janji kedatangan Allah akan menguatkan umat manusia yang menantikanNya. Oleh karenanya dalam kehidupan kita di dunia ini perlu iman yang teguh akan kedatangan Allah yang akan memberikan lawatanNya terhadap kita.

Kesusahan yang dihadapi pada saat ini tidaklah membenarkan kita untuk mencari kekuatan-kekuatan dunia ini, baik antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain, begitu juga dengan orang yang satu dengan orang yang lain. Tetapi tetaplah bergantung kepada Allah, sebab dengan menggantungkan pengharapan kita kepada Allah akan memperoleh keselamatan dan sorak-sorai yang abadi. Lihatlah Allahmu akan datang menyelamatkanMu, sambutlah Dia dengan iman dan pengharapan yang teguh, berjalan di Jalan Kudus untuk menyongsong sukacita abadi. Amen

Duri, 06 Desember 2016
Rev.Edward Manalu, STh

Monday 5 December 2016

Khotbah Yakobus 5 : 7-10 Menanti Kedatangan Tuhan Dengan Sabar, Setia Bertumbuh dan Berbuah


Menanti Kedatangan Tuhan Dengan Sabar, Bertumbuh dan Berbuah
khotbah-yakobus-5:7-10 menanti kedatangan Tuhan YesusMenanti kedatangan Tuhan Yesus yang keduakalinya tidak terlepas dari keberadaan manusia itu sendiri. Manusia tidak memiliki kuasa untuk menentukan kapan dan dimana waktu kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Hanya Tuhan sendiri yang memiliki otoritas kedatanganNya yang kedua kalinya. Dengan keberadaan itu, maka manusia harus sabar dengan penantiannya, sebab penantian tentang kedatangan Tuhan Yesus bukan sesuatu yang dapat di kejar. Tidak dapat dipaksakan, seperti seseorang yang mengejar target untuk pencapaian target yang diinginkannya tercapai dengan waktu atau besaran tertentu.

Dengan demikian apa yang harus dilakukan oleh manusia dalam penantiannya? Otoritas Allah dan otoritas manusia memiliki jarak perbedaan yang sangat jauh. Jangankan untuk menentukan kedatangan Tuhan dengan hikmat dan kebijaksanaan manusia, untuk mengetahui tentang kedatanganNya saja manusia tidak memiliki otoritas, sebab Allah tidak memberikannya kepada manusia. Dalam hal ini, Yakobus mengatakan bahwasanya manusia harus bersabar untuk menanti kedatangan Tuhan. Namun dalam penantian dengan bersabar itu, bukan berarti manusia tinggal berpangku tangan. Manusia harus mengisi waktu dalam hidupnya dengan sebaik-baiknya.

Dalam ayat 7 dikatakan bahwasanya “seorang petani menantikan hasil dari tanahnya”. Allah yang menciptakan Bumi dan segala isinya, Allah juga menginginkan semua yang diciptakannya baik, dan itu bukan hanya keinginan, sebab Allah memang menciptakan semua yang ada dengan baik. Keberadaan yang baik ciptaan Allah itu, perlu dipelihara dengan baik dan nyatanya Allah memeliharanya dengan baik. Seperti seorang petani Padi, ketika hanya menanam benih padinya saja, tanpa adanya pemeliharaan, tentu saja pertumbuhan Padi itu akan tidak baik. Dengan pertumbuhan yang tidak baik itu, tentu saja akan mengakibatkan hasil panen yang tidak baik pula.

Allah memelihara semua ciptaanNya dengan baik dan bahkan sangat baik. Semua manusia juga dipelihara oleh Allah, namun ada keunikan jika berbicara tentang manusia, sebab manusia memiliki kehendak dan kebebasan yang diberikan Allah. jika manusia dapat hidup dan mengikuti pemeliharaan Allah, tentu saja manusia itu akan menghasilkan yang baik. Tetapi jika sebaliknya manusia itu tidak mau tetap dalam pemeliharaan Allah tentu saja akan menghasilkan yang tidak baik.

Padi yang ditanam akan tumbuh bersama rumput yang lain, namun petani akan memusnahkan rumput yang mengganggu pertumbuhan padi tersebut. Tanpa kita sadari, Allah juga memelihara kita dan menjagai kita dari pemangsa yang akan memberikan kematian bagi kita, yaitu rencana jahat dari si Iblis. Kita akan memperoleh perlindungan itu, jika kita tetap bersama Allah, namun jika kita bersama si jahat maka tentu saja kita tidak akan memperolehnya.

Jadi dalam menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus, kita perlu menjadi padi yang baik, tetap hidup dalam kesabaran, seperti padi yang tidak akan beranjak dari tempatnya jika tidak atas kehendak petani, demikian juga kita dalam menantikan Tuhan jangan beranjak dari kebenaran dan ketentuan Tuhan Yesus Kristus sampai kedatanganNya. Walaupun hujan turun dan silih berganti dengan panas dan juga hujan musim semi, padi itu tidak akan beranjak sendiri dari tempatnya. Demikian juga manusia yang menantikan Tuhan tidak akan beranjak dari kebenaran Allah, sebab jika hujan dan terik matahari dan juga hujan musim semi itu berasal dari Allah, maka semuanya itu akan menjadi berkat bagi tanaman padi itu sendiri. Dengan hujan dan sinar panas matahari itulah yang akan membuat padi itu bertumbuh dan berbuah.

Segera Teguhkan Imanmu dengan Sabar, Bersyukurlah jangan bersungut-sungut dan saling mempersalahkan agar engkau memperoleh selamat
Dalam ayat 8 dikatakan bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat dan ayat 9 dikatakan bahwa sesungguhnya Hakim telah berdiri diambang pintu. Pernyataan ini mengandung hal yang mendesak dan perlu dilasanakan dengan segera. Jangan menunggu dan atau menunda-nunda waktu untuk segera melaksanakan penyambutan kedatangan Tuhan itu. Hal pertama dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah bersabar dan meneguhkan iman. Sekali lagi dalam hal bersabar bukanlah tidak melaksanakan apa-apa, namun kata bersabar ialah dalam penyambutan kedatangan itu perlu dengan persiapan yang sebaik-baiknya. Persiapan yang mendesak itu ialah iman yang teguh. Iman yang teguh ialah kepercayaan dan mempercayakan diri kepada Tuhan tanpa keragu-raguan dan tidak goyah oleh karena hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam mempersiapkan penyambutan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Sebab dalam iman yang teguh adalah hal yang sangat sulit untuk dibangun, mungkin menyebutkan iman yang teguh gampang, namun dalam pelaksanaannya, tidaklah segampang dengan cara penyebutannya. Dalam Ibrani 11 : 1 dikatakan bahwa “iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Mengharapkan yang sudah terlihat akan lebih mudah daripada mengharapkan yang belum kelihatan, membuktikan yang kelihatan akan jauh lebih mudah daripada membuktikan yang tidak kelihatan. Oleh karenanya, perlu kesabaran untuk hidup bersama-sama dengan Allah. Kesabaran itu akan memberikan keteguhan iman, asalkan tetap setia dalam kesabaran hidup dan melakukan kehendak Tuhan Yesus Kristus sampai hari kedatanganNya.

Hal mendesak dan harus dilakukan sebelum kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali ialah, janganlah bersungut-sungut dan saling mempersalahkan supaya kamu jangan di hukum (ayat 9). Allah menghendaki agar manusia mampu menerima segala sesuatu dan menghadapi segala sesuatu dengan tetap hidup dalam tuntunan Allah. Dengan demikian maka kita akan saling menghargai dan mengasihi antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan antara yang satu dengan yang lain adalah bukti dari kekayaan hikmat Allah. Bukankah Allah setiap yang diciptakan Allah semuanya berbeda? Walaupun dihadapan Allah semua manusia sama. Jadi perbedaan itu adalah kekayaan hikmat Allah yang patut disyukuri. Ya dengan di mensyukuri maka akan hilang sungut-sungut dan saling mempersalahkan. Dalam penantian kita akan Tuhan Yesus perlu kita ingat, bahwa Tuhan itu tidak akan datang sebagaimana kedatanganNya yang pertama untuk memberikan jalan keselamatan dan pengajaran akan kehendak Allah. Namun kedatangan kedua ialah sebagai Hakim yang menentukan benar atau salah, selamat atau tidak selamat, sorga atau neraka.

Selanjutnya dalam ayat 10 dikatakan bahwa “turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan”. Penderitaan itu adalah perjungan hidup dan bertahan bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus. Ada contoh subjek dalam ayat ini menjadi teladan penderitaan dan kesabaran yaitu para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Benar, bahwasanya para nabi yang sudah berbicara demi nama Tuhan, tetap bertahan dalam kebenarannya, walaupun akan memperoleh banyak tantangan dan penderitaan. Namun para nabi akan tetap setia hidup dan menyampaikan kebenaran Firman Tuhan. Kegigihan dan kepatuhan para nabi itu layaknya menjadi contoh nyata bagi seluruh umat dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya. Amen

Duri, 06 Desember 2016
Rev.Edward Manalu, S.Th

Monday 28 November 2016

Khotbah Roma 15 : 4 - 13 Berpegang Teguh Pada Pengharapan



Pendahuluan
Kota Roma didirikan pada tahun 753 sM, merupakan tempat bertemunya dan bercampurnya bangsa-bangsa. Tentang masuknya kekristenan di Roma diterangkan dalam Perjanjian Baru. Keterkaitan Paulus dengan Roma diketahui pertama kali dari perjumpaannya dengan Akwila dan istrinya Priskilia di Korintus (Kis.18:2). Suami istri itu meninggalkan Roma karena Kaisar  Klaudius mengisir orang Yahudi dari sana. Namun tidak jelas apakah Akwila dan Priskilia sudah menjadi Kristen atau tidak. Setelah bertemu dengan pasangan suami istri tersebut Paulus memutuskan harus melihat Roma (Kis.19:21). Selang beberapa waktu kemudian, saat menulis surat Roma, ia ingin mengunjungi temannya di situ dalam perjalanannya ke Spanyol (Roma 15:24).

Pada masa itu Roma adalah kota yang sangat penting. Keinginan Paulus yang kuat untuk datang ke Roma, menjadi alasan juga mengapa kota Roma dianggap penting. Keinginan Paulus datang ke Roma adalah untuk memberitakan Injil. Dengan menyebarnya Injil di Roma yang nota benenya adalah tempat tinggal dan bertemunya banyak suku bangsa, tentunya akan memiliki nilai penyebaran yang baik bagi kekristenan.

Dengan melihat Surat Roma besar kemungkinan bahwa jemaat Kristen disana terdiri dari Yahudi dan non Yahudi, dimana keberadaan kelompok Yahudi adalah minoritas pada kota itu. Karena dalam surat Roma ini, kelihatannya Paulus terkadang berbicara khusus kepada kelompok Yahudi, seperti sebutan “Abraham” “bapa kita” (4:1) dan dalam hal lain ia berbicara kepada yang non Yahudi (1:5 dsb; 11:13; 28:31).

Sama halnya dengan kekristenan di Indonesia demikian juga posisi Yahudi dalam jemaat Roma yang minoritas. Paulus mengangap penting menyapa jemaat Roma dengan keadaan yang demikian, agar jemaat Roma dapat bertahan dalam keharmonisan, walaupun dengan berbagai suku dan bangsa (Yahudi dan non Yahudi) serta keragaman kuantitas. Jemaat dengan keragaman itu, bukanlah menjadi jemaat tanpa pengharapan, justru dengan keadaan itu, jemaat perlu berpegang teguh pada sumber pengharapannya, yakni Tuhan Yesus Kristus.

Keterangan Nats
Berpegang Teguh Pada Pengharapan (4)
http://solascrip.blogspot.co.id/2016/11/khotbah-roma-15-4-13-berpegang-teguh.htmlHidup tanpa pengharapan, sama halnya dengan hidup tanpa masa depan. Tanpa pengharapan akan mengakibatkan sikap pesimistis akan masa depan yang lebih baik. Untuk menghadapi kehidupan ini perlu pengharapan, sebab dengan pengharapan akan menambah semangat seseorang untuk mencapai sesuatu. Rasul Paulus memberikan pengertian kepada jemaat Roma untuk hidup dalam pengharapan. Pengharapan yang dimaksud adalah pengharapan yang telah diberikan oleh Allah, yang sudah tertulis dalam Alkitab.

Pada ayat 4 dinyatakan “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci”. Alkitab berisi pelajaran bagi orang Kristen, pelajaran itu diberikan supaya orang percaya teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan. Pengharapan harus dipegang, jangan sampai lepas, oleh karenanya setiap orang yang berpengharapan adalah orang yang memiliki ketekunan. Sebab dengan melihat serta memaknai kehidupan ini, tentunya terkadang seolah-olah tidak ada pengharapan. Untuk menghadapi masa paling sulit sekalipun, bukan berarti tidak ada jalan keluar, asalkan tetap bertekun memegang erat pengharapan.

Dalam Kerukunan Memuliakan Allah (5-6)
Rasul Paulus juga mengharapkan dan menghimbau agar jemaat di Roma hidup dalam kerukunan. Kepelbagaian suku bangsa dalam persekutuan, tidaklah menjadi penghalang adanya kesatuan untuk memuji dan memuliakan Allah serta berbuat kasih. Keragaman suku bangsa dalam satu jemaat adalah kekayaan yang patut di syukuri. Dengan keragaman dalam satu jemaat, tentunya akan memberikan nilai tambah pada jemaat itu sendiri untuk melaksanakan kehendak Allah.

Perbedaan atau keragaman adalah karya ciptaan Allah, keragaman itu juga menunjukkan bahwa Allah memiliki daya cipta yang luar biasa. Keragaman dapat juga dinyatakan sebagai bentuk dari kebesaran dan kemahakuasaan Allah, oleh sebab itu segala perbedaan bukan menjadi tembok penghalang untuk memuliakan Allah dalam kebesaran dan kemahakuasaanNya. Justru dengan keragaman itulah seharusnya manusia semakin sadar dan bersyukur bahwa Allah patut untuk di sembah, sebab Dia mahakuasa.

Kesatuan Allah adalah Ajakan Bagi Bangsa-Bangsa Memuji Tuhan
Banyak perbedaan yang pasti akan dijumpai dalam satu jemaat, seperti yang terjadi dalam jemaat Roma, ada Yahudi ada non Yahudi. Bukan hanya perbedaan suku dan bangsa, namun dalam satu jemaat biasa dan bisa saja hanya ada satu suku dan bangsa, seperti kebanyakan gereja yang ada di Indonesia. Namun hal itu tidak menjamin adanya keselarasan pemahaman dalam jemaat itu. Kenyataannya masih ada kita dengar gereja yang memisahkan diri dari sinodenya lalu membuka gereja yang baru dan membuka sinodenya yang baru juga. Ada juga jemaat yang harus menerima siasat gereja, namun tidak bisa menerimanya, akhirnya pergi ke sekte yang lain dan diterima. Hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari perbedaan pemahaman dan kehidupan bergereja yang dapat kita temui saat ini.

Dalam ayat 7 pada perikop ini rasul Paulus mengatakan “terimalah yang satu dengan yang lain, seperti Kristus juga telah menerima kita”. Dalam nats ini kata kunci untuk membentuk kesatuan itu adalah “saling menerima”. Sikap saling menerima perbedaan tentunya perlu untuk dipahami dengan sebaik-baiknya. Apakah gereja dituntut untuk menerima kesesatan? Tentunya tidak sesederhana itu yang dimaksudkan oleh Paulus. Saling menerima dalam nats ini ialah didalam Kristus. Tuhan Yesus Kristus menerima kita dengan kepelbagaian dosa dan kehidupan serta cara pandang kita, namun perlu dipahami Tuhan Yesus tidak pernah menerima Iblis untuk diselamatkan. Tuhan Yesus Kristus menerima kita dengan kasihNya dan tentunya kita juga akan menerima yang satu dengan yang lain dengan kasih Tuhan Yesus Kristus. Didalam Tuhan Yesus Kristus akan menerima pembenaran dan kasih. Setiap yang diterima oleh Tuhan Yesus sudah memperoleh pembenaran dan kasihNya. Oleh karenanya, menerima satu dengan yang lain tidak terlepas dari pembenaran dan kasih Allah. Itulah yang menyebabkan gereja dapat menerima orang-orang yang dianggap sangat berdosa, namun harus diingat haruslah siap untuk masuk kedalam pembenaran dan kasih Tuhan Yesus Kristus.

Demikian halnya dalam kepelbagaian dalam jemaat, harus bisa saling menerima yang satu dengan yang lain, namun tetap berada dalam posisi pembenaran dan kasih dari Tuhan Yesus Kristus. Dengan saling menerima didalam pembenaran dan kasih Tuhan Yesus Kristus, maka akan terjadi saling menerima dan terjadilah harmoni kedamaian. Dengan terciptanya kedamaian dalam satu jemaat, ini akan memberikan efek yang baik dalam pekabaran Injil. Suku dan bangsa akan melihat jemaat yang hidup dalam damai itu sebagai contoh yang baik untuk ditiru, dan juga akan diikuti. Dengan demikian nama Allah akan dimuliakan oleh suku dan bangsa.

Penutup
Sepanjang masih hidup dalam dunia yang fana ini tentunya akan menemui berbagai ragam kehidupan didalamnya. Kehidupan silih berganti dengan kemakmuran dan kemiskinan, kesukaan dan kesukaran, bahagia dan bersedih serta banyak hal lainnya akan ditemui. Bagaimana pun kenyataan yang kita hadapi, bukanlah menjadi akhir dari pengharapan kita. Sebab pengharapan orang percaya bukanlah dunia ini, melainkan datang dan bersumber dari atas, yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagaimana yang disaksikan oleh Alkitab.

Kepelbagaian tidaklah menjadi penghalang pujian dan aksi kasih dalam jemaat, namun menjadi kekuatan yang perlu dihimpun di dalam kasih Allah untuk berbuat kehendak Allah.

Kita sudah diperdamaiakan oleh Allah dengan diriNya, oleh karya Tuhan Yesus Kristus. Oleh karenanya mari berusaha saling menerima kepelbagaian didalam kasih dan pembenaran Tuhan Yesus Kristus. Hidup saling menerima perbedeaan didalam kasih dan pembenaran Tuhan Yesus Kristus akan akan menciptakan kedamaian didalam kebenaran. Dengan kebersamaan dan kedamaian jemaat maka dunia akan ikut memuliakan dan berpengharapan kepada Allah. Amin

Duri, 29 November 2016